Skip to content
Home » DBS Indonesia Dukung Indorama dengan Pembiayaan Hijau Rp326 Miliar

DBS Indonesia Dukung Indorama dengan Pembiayaan Hijau Rp326 Miliar

DBS indonesia
Sumber: Katadata Green

DBS Indonesia yang merupakan bank terkemuka di Asia, kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan melalui pembiayaan hijau dengan memberikan fasilitas kredit berbasis berkelanjutan (Sustainability-Linked Trade Facility/SLTF) senilai US$ 20 juta atau sekitar Rp 326 miliar kepada PT Indo-Rama Synthetics Tbk (Indorama). Langkah ini berfokus pada peningkatan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di perusahaan produsen benang pintal dan poliester global tersebut.

Dengan langkah strategis ini, DBS Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam keuangan berkelanjutan, sekaligus mendukung transformasi hijau di Indonesia. Dalam artikel ini, kami akan mengulas lebih dalam terkait pembiayaan hijau ini, dampaknya terhadap industri, serta bagaimana kedua perusahaan ini bekerja sama untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Apa Itu Pembiayaan Hijau?

Pembiayaan hijau adalah jenis pembiayaan yang diberikan untuk mendukung proyek-proyek yang memberikan manfaat lingkungan sebagai upaya pelestarian sumber daya alam. Pembiayaan ini dapat berupa pinjaman, obligasi, atau investasi yang diarahkan untuk membiayai proyek yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan.

Hal ini menjadi salah satu solusi untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan, yang menggabungkan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan terhadap ekosistem. DBS Indonesia justru semakin berperan dalam mendukung inisiatif hijau sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka.

Baca Juga: PROPER KLHK: Dorong Industri Hijau dan Lestari

DBS Indonesia Dukung Proyek Hijau untuk Masa Depan Berkelanjutan

Pembiayaan hijau adalah fasilitas finansial yang diberikan untuk mendukung proyek-proyek yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Dalam konteks ini, fasilitas kredit berbasis berkelanjutan yang diberikan DBS Indonesia kepada Indorama untuk mendukung upaya perusahaan dalam mengurangi jejak karbon dan meningkatkan efisiensi sumber daya alam.

Indorama, produsen terkemuka di industri tekstil dan petrokimia, memanfaatkan fasilitas ini untuk mempercepat transisi menuju operasi berkelanjutan. Pada 2024, DBS Indonesia juga mendukung Indorama dengan pembiayaan US$ 10 juta guna mendorong transisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan meningkatkan efisiensi energi di pabrik Purwakarta, Jawa Barat.

DBS Indonesia
Sumber: PT Indo-Rama Synthentics Tbk

DBS Indonesia dan Pembiayaan Berkelanjutan untuk Mendorong Kinerja ESG Indorama

Fasilitas kredit berkelanjutan dari DBS Indonesia untuk Indorama dirancang untuk mendukung target keberlanjutan perusahaan, khususnya dalam aspek ESG. Presiden Direktur DBS Indonesia, Lim Chu Chong, menjelaskan bahwa SLTF ini mendorong Indorama meningkatkan kinerja di area utama seperti pengurangan emisi GRK Scope 1 dan 2, efisiensi energi, serta penggunaan air.

“Berlandaskan pada aspirasi kami untuk menjadi Best Bank for a Better World, kami mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG ke dalam seluruh aspek operasional kami, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi bisnis, lingkungan, maupun masyarakat” ujar Lim Chu Chong, dikutip dari Katadata Green.

Dengan adanya fasilitas ini, Indorama akan memperoleh pembiayaan yang lebih menguntungkan jika berhasil mencapai target-target keberlanjutan yang telah ditetapkan. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat finansial bagi perusahaan, tetapi juga memperkuat komitmen Indorama terhadap praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Baca Juga: Greenwashing: Ketika Keberlanjutan Hanya Sekedar Klaim

Dampak Pembiayaan Hijau Terhadap Industri dan Lingkungan

Pembiayaan hijau yang diberikan DBS Indonesia kepada Indorama memiliki dampak yang signifikan, tidak hanya bagi kedua belah pihak tetapi juga untuk industri dan lingkungan secara keseluruhan.

  1. Mendorong Inovasi Berkelanjutan di Industri
    Dengan adanya pembiayaan ini, Indorama dapat mengembangkan teknologi dan proses produksi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dapat memberikan contoh bagi perusahaan lain di sektor manufaktur untuk mengikuti jejak yang sama, menciptakan lebih banyak peluang untuk inovasi berkelanjutan.
  2. Pengurangan Emisi Karbon
    Salah satu tujuan utama dari pembiayaan hijau adalah untuk mendukung proyek-proyek yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Indorama, dengan dukungan pembiayaan ini, dapat mempercepat transisi menuju sumber energi yang lebih bersih dan meningkatkan efisiensi energi dalam operasionalnya.
  3. Kontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
    Pembiayaan hijau ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, terutama dalam hal perubahan iklim, produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, serta energi terjangkau dan bersih.

Bersama ImpactLabs, Wujudkan Bisnis Berkelanjutan!

ImpactLabs hadir untuk mendukung perusahaan seperti Indorama dalam menghadapi tantangan keberlanjutan melalui solusi terintegrasi yang inovatif. Dengan layanan sustainability consulting, kami membantu perusahaan mengidentifikasi peluang strategis untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan efisiensi rantai pasok, dan mengelola sumber daya secara bertanggung jawab.

Jangan lewatkan kesempatan untuk membawa bisnis Anda menjadi bagian dari gerakan global menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Hubungi ImpactLabs sekarang dan temukan solusi keberlanjutan yang tepat untuk perusahaan Anda!

Baca Juga: Dekarbonisasi: Solusi Efektif untuk Mengurangi Polusi Udara


Kesimpulan

Melalui fasilitas kredit berkelanjutan, DBS Indonesia mendukung Indorama dalam mengurangi jejak karbon dan meningkatkan efisiensi energi. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana sektor keuangan dapat memainkan peran kunci dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan komitmen kuat terhadap keberlanjutan, DBS Indonesia dan Indorama bersama-sama berusaha untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau, dengan memperkenalkan solusi-solusi yang lebih ramah lingkungan di sektor industri.