Skip to content
Home » Panel Surya Kena Tarif Baru! AS Berlakukan Kebijakan Impor Ketat

Panel Surya Kena Tarif Baru! AS Berlakukan Kebijakan Impor Ketat

panel surya
Sumber: GettyImage

Amerika Serikat kembali mengambil langkah tegas terhadap impor panel surya dari empat negara Asia Tenggara, yakni Kamboja, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Keputusan ini muncul setelah Komite Perdagangan Aliansi Amerika untuk Manufaktur Surya mengungkap dugaan bahwa produsen besar Tiongkok mendirikan pabrik di negara-negara tersebut guna menghindari tarif impor langsung ke AS.

Pemerintah AS pun menerapkan bea dumping yang bervariasi, berkisar antara 21,31% hingga 271,2%, tergantung pada perusahaan yang mengekspor panel surya ke pasar AS. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi industri manufaktur domestik yang mengalami kerugian akibat harga murah dari produk impor.

Bea Dumping untuk Panel Surya dari Empat Negara Asia Tenggara

Dalam kebijakan baru ini, beberapa perusahaan terkena tarif berbeda sesuai dengan lokasi produksi mereka:

  • Jinko Solar dikenakan bea dumping 21,31% untuk produk dari Malaysia dan 56,51% untuk produk dari Vietnam.
  • Trina Solar mendapat tarif 77,85% untuk produk dari Thailand dan 54,46% untuk produk dari Vietnam.
  • Hanwha Qcells tidak dikenakan margin dumping untuk produk dari Malaysia, tetapi telah dikenai tingkat subsidi sebesar 14,72%.

Kebijakan ini masih dalam tahap finalisasi dan ditargetkan akan ditetapkan secara resmi pada 18 April 2025 oleh Departemen Perdagangan AS. Sementara itu, Administrasi Perdagangan Internasional dijadwalkan menyelesaikan keputusan akhir pada 2 Juni 2025, dengan perintah final diterbitkan 9 Juni 2025.

Baca Juga: Berapa Harga Panel Surya untuk Perusahaan Industri?

Alasan Penerapan Tarif Ketat terhadap Panel Surya Impor

Salah satu alasan utama kebijakan ini adalah untuk melindungi investasi besar dalam industri manufaktur panel surya domestik. Menurut Tim Brightbill, mitra di Wiley Rein sekaligus penasihat hukum utama pemohon kebijakan ini akan membantu AS dalam mengatasi perdagangan tidak adil yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Selain itu, kebijakan ini juga sejalan dengan Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden. Undang-undang ini mencakup insentif bagi perusahaan yang memproduksi peralatan energi bersih di AS, sehingga mendorong pertumbuhan industri tenaga surya dalam negeri.

Di sisi lain, Presiden terpilih Donald Trump menyebut Undang-Undang Pengurangan Inflasi terlalu mahal dan mengisyaratkan bahwa ia berencana untuk meningkatkan tarif pada berbagai sektor guna melindungi pekerja AS.

panel surya
Sumber: Getty Image

Baca juga: Cara Menghitung ROI Panel Surya untuk Maksimalkan Investasi

Dampak Kebijakan Ini bagi Industri Panel Surya Global

Keputusan AS untuk menaikkan tarif terhadap panel surya impor dari Asia Tenggara menimbulkan beberapa dampak, baik secara global maupun domestik:

1. Dampak bagi Perusahaan dan Investor

Pengenaan tarif baru ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan investor, terutama karena beberapa perusahaan mencatatkan kerugian penurunan nilai yang signifikan. Sebagai contoh, Jinko Solar dan Trina Solar mengalami penurunan laba setelah kebijakan ini diumumkan. Selain itu, banyak produsen global kini harus meninjau ulang strategi produksi dan ekspor mereka, mengingat Amerika Serikat merupakan salah satu pasar terbesar untuk energi surya.

2. Dampak bagi Konsumen dan Transisi Energi di AS

Meski kebijakan ini melindungi industri dalam negeri, harga panel surya di AS diperkirakan naik. Sekitar 80% impor panel surya AS berasal dari empat negara yang terkena tarif baru. Akibatnya, proyek energi terbarukan bisa mengalami kenaikan biaya produksi, yang berpotensi memperlambat transisi energi bersih di AS.

Sejauh ini, Jinko Solar dan Trina Solar belum memberi tanggapan resmi. Namun, analis memperkirakan mereka akan mencari solusi, seperti relokasi produksi atau peningkatan efisiensi manufaktur. Sementara itu, pemerintahan Biden menilai kebijakan ini penting untuk mencegah dumping yang merugikan industri AS. Departemen Perdagangan AS menegaskan langkah ini sebagai bagian dari strategi memperkuat rantai pasokan energi bersih domestik.

Baca Juga: PLTS 50 MW di IKN Resmi Beroperasi, Suplai Energi ke Industri Kalimantan

Dukung Transisi Energi Anda dengan ImpactLabs

Dalam upaya mendukung pengurangan emisi karbon dan transisi energi berkelanjutan, perusahaan dan organisasi membutuhkan mitra yang andal dalam pengembangan solusi teknologi. ImpactLabs hadir sebagai penyedia layanan technology innovation consulting yang berfokus pada inovasi energi, termasuk teknologi panel surya untuk mendukung target keberlanjutan. ImpactLabs siap membantu Anda merancang dan mengimplementasikan solusi energi bersih yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan industri Anda.

Jadikan ImpactLabs mitra strategis dalam perjalanan menuju transisi energi dan keberlanjutan. Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut tentang layanan dan produk kami!


Kesimpulan

Dengan tarif baru untuk panel surya impor dari Kamboja, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, industri energi bersih di AS menghadapi tantangan besar. Di satu sisi, kebijakan ini membantu melindungi produsen dalam negeri dan mendukung kebijakan energi hijau Biden. Namun, kenaikan harga panel surya bisa memengaruhi proyek energi bersih dan konsumen di AS. Keputusan akhir kebijakan ini akan diumumkan dalam beberapa bulan.Industri global kini harus menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi perubahan kebijakan perdagangan yang semakin ketat.